MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas matakuliah filsafat
Yang
dibina oleh Dr. Muksin, M. Pd
Oleh
Zainol
Hasan
0849110147
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM
PASCASARJANA
STAIN
JEMBER
JANUARI
2012
BAB
I
PENDAULUAN
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev)
yang diselenggarakan tahun dimaksudkan sebagai suatu kegiatan penilaian dan
observasi antara peraturan yang telah ditetapkan, serta untuk memastikan dan
mengendalikan keserasian pelaksanaan program dan kegiatan dengan perencanaan
yang telah ditetapkan dalam Rencana.
Dalam pelaksanaan monev ini terbagi menjadi 3
(tiga) kategori. Kategori tersebut adalah pembinaan, pengendalian, dan pengawasan.
Penetapan kategori ini didasarkan atas kondisi laporan hasil proses belajar
mengajar yang disampaikan kepada pemerintah, dimana dari analisis laporan
tersebut dapat diketahui program studi mana yang aktif, tidak lengkap, tidak
aktif. Setiap program studi akan diberikan instrument monev sesuai dengan
kategori yang telah ditetapkan dan hasilnya
akan dievaluasi melalui penilaian kualitas program yang dilakukan dengan
metode yang sesuai untuk meningkatkan kualitas operasional program dan kegiatan
yang berkontribusi penting
Oleh sebab itu pelaksanaan monev dilakukan
secara terintegratif dengan menyusun rencana sasaran, mendesain instrumen
evaluasi, melakukan observasi di lapangan, kemudian menganalisis hasilnya,
sehingga hasilnya diharapkan dapat memberi gambaran tentang cerminan terhadap output kualitas operasional program,
kegiatan, dan layanan, tetapi sekaligus juga untuk mengetahui apakah indikator
keberhasilan program dan kegiatan sesuai dengan hasil yang diharapkan (outcome), termasuk evaluasi terhadap
kinerja perguruan tinggi swasta dalam menyelenggarakan proses pendidikan,
apakah telah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian monitoring
Monitoring adalah adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran
(awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat
tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan
pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan
memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa
pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu,
pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu. Monitoring
menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan, sedangkan evaluasi
adalah memposisikan data-data tersebut agar dapat digunakan dan diharapkan
memberikan nilai tambah. Evaluasi adalah mempelajari kejadian, memberikan
solusi untuk suatu masalah, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan
perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak dapat dilakukan karena tidak
memiliki data dasar untuk dilakukan analisis, dan dikhawatirkan akan
mengakibatkan spekulasi, oleh karena itu Monitoring dan Evaluasi
harus berjalan seiring
Evaluasi
berasal dari kata evaluation yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai
atau jumlah. Kata - kata yang terkandung didalam defenisi tersebut pun
menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara
hati - hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung
jawabkan. Evaluasi dilaksanakan untuk menyediakan informasi tentang baik atau
buruknya proses dan hasil kegiatan. Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya dari
pada penilaian, sedangkan penilaian lebih terfokus pada aspek tertentu saja
yang merupakan bagian dari lingkup tersebut.
Suchman
dalam Arikunto dan Jabar memandang, “evaluasi sebagai sebuah proses menentukan
hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
tercapainya tujuan”. Defenisi lain dikemukakan oleh Stutflebeam dalam Arikunto
dan Jabar mengatakan bahwa, “evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian
dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam
menentukan alternatife keputusan”.
Pengertian
evaluasi lebih dipertegas lagi oleh Sudjana dalam Dimyati dan Mudjiono, “ dengan
batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu
”. Lebih lanjut Arifin mengatakan, “evaluasi adalah suatu proses
bukan suatu hasil ( produk ). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi
adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti,
sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah
evaluasi”. Hal yang senada juga disampaikan oleh Purwanto,
Kegiatan
evaluasi merupakan proses yang sistematis. Evaluasi merupakan kegiatan yang
terencanadan dilakuakan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan
kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan
kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung dan pada
akhir program setelah program itu selesai.
B.
Syarat
- syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi
1. Kesahihan
Kesahihan
menggantikan kata validitas ( validity ) yang dapat diartikan sebagai ketepatan
evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. untuk memperoleh hasil
evaluasi yang sahih, dibutuhkan insturmen yang memiliki / memenuhi syarat - syarat
kesahihan suatu instrumental evaluasi. Kesahihan instrument evaluasi diperoleh
melalui hasil pemikiran dan hasil pengalaman.
2. Keterandalan
Keterandalan
evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan
bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat. Gronlund
dalam Dimyati dan Mudjiono mengemukakan bahwa, “keterandalan menunjukkan kepada
konsistensi ( keajegan ) pengukuran yakni bagaimana keajegan skor tes
atau hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran
yang lain”. Dengan kata lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai tingakat
kepercayaan keajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument
evaluasi.
3. Kepraktisan
Kepraktisan
evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrument
evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/ memperoleh
hasil, maupun kemudahan dalam menyimpanya.
Sementara
menurut Arikunto dan Jabar evaluasi memiliki cirri - ciri dan persyaratan
sebagai berikut :
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang
dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus
berpikir secara sistematis yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah
kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan
satu sama lain dalam menunjang kinerja dari objek yang dievaluasi.
3. Agar dapat mengetahui secar rinci kondisi
dari objek yang dievaluasi, perlu adanya identifikasi komponen yang
berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, Kiteria, atau tolak ukur
sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh
dan untuk mengambil kesimpulan.
5. Kesimpulan
atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah
kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.
6. Agar informasi yang diperoleh dapat
menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari
program yang belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen yang
dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai pada indikator dari program
evaluasi.
7. Standar, kriteria, atau tolak ukur diterapkan
pada indicator, yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan
cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan.
8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun
sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak
lanjut secara tepat.
Pada
proses pendidikan evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran
dan pembentukan kompetensi yang dilakukan, serta untuk mengetahui apakah
kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan
dapat dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran.
Proses
pendidikan yang merupakan transformasi kebudayaan dan peradaban menurut Dimyati
dan Mudjiono memiliki unsure - unsur meliputi :
1.
Pendidikdan
personalnya,
2.
Isi
Pendidikan,
3.
Teknik,
4.
Sistem Evaluasi
5.
Sarana
Pendidikan, dan
6.
Sistem administrasi.
D.
TUJUAN
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN
Terbagi atas dua yaitu :
A. Tujuan Umum Evaluasi Pendidikan
Secara umum, tujuan evaluasi dalam
bidang pendidikan ada dua, yaitu:
1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan
yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf
kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Jadi, evaluasi bertujuan untuk
memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat
kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan
kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang
telah ditentukan.
2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas
dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran
selama jangka waktu tertentu. Jadi evaluasi bertujuan untuk mengukur dan
menilai sampai dimanakah efektifitas mengajar dan metode-metode mengajar yang
telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang
dilaksanakan oleh peserta didik.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan
evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :
1. Untuk
merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa
adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri
peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
2. Untuk
mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan
peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan
ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
Beberapa
teori yang berkembang berkaitan dengan metode Contextual Teaching and
Learning adalah sebagai berikut.
-
Knowledge – Based Constructivism Teori ini beranggapan bahwa belajar
bukan menghapal, melainkan mengalami, di mana peserta didik dapat
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, melalui partisipasi aktif secara
inovatif dalam proses pembelajaran.
-
Effort – Based Learning / Incremental Theory Teori ini beranggapan bahwa bekerja
keras untuk mencapai tujuan belajar akan mendorong pesertadidik memiliki
komitmen terhadap belajar.
-
Socialization
Teori ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses sosial yang menentukan
terhadap tujuan belajar. Oleh karena itu, faktor sosial dan budaya merupakan
bagian dari sistem pembelajaran
-
Situated Learning Teori ini beranggapan
bahwa pengetahuan dan pembelajaran harus situasional, baik dalam konteks secara
fisik maupun konteks sosial dalam rangka mencapai tujuan belajar.
-
Distributed
Learning Teori
ini beranggapan bahwa manusia merupakan bagian integral dari proses
pembelajaran, yang didalamnya harus ada terjadinya proses sebagai pengetahuan
dan bermacam – macam tugas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Monitoring adalah adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness)
tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan
agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah
tujuan atau menjauh dari itu
Evaluasi
artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Kata - kata yang
terkandung didalam defenisi tersebut pun menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi
harus dilakukan secara hati - hati,
bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar
dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Arifin, Zainal, 2010, Evaluasi Pembelajaran
Prinsip,Teknik,Prosedur, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Safruddin Abdul, 2010,Evaluasi
Progaram Pendidikan Pedoman Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi pendidikan,
Bumi Aksara, Jakarta.
Arifin, Zainal, 2010, Evaluasi
Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Dimyati dan
Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Purwanto, Ngalim, 2010, Prinsip-Prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung
TIP TIP: TIP - Titanium Shift knob for PC - iTaniumArt
BalasHapusThis razor does a titanium mens rings great job of aftershokz titanium making a pair of titanium trimmer as seen on tv the three different shapes, but is titanium 3d printer also very easy to make. A TIP - Titanium Shift knob is a titanium nitride gun coating